watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

DOSEN FAVORITKU

Namaku Anita, kelahiran Samarinda,
kuliah di fakultas Ekonomi sebuah PTS
cukup beken di kota Malang, saat ini
semester 6. Kabarnya teman kuliahku
bilang aku cukup manis untuk
dipandang, dengan ukuran buah dada
34C, tubuhku seolah tak kuat
menyangga buah dadaku. Tinggiku 165
cm dan beratku 60 kg, kulitku putih
mulus dan pantatku berisi. Tiap kuliah
dengan kelebihan yang kupunya aku
berusaha menarik perhatian semua
orang dengan pakaian ketat dan rok
miniku berjalan melenggang. Semua
mata tertuju kepadaku ada juga
beberapa berdecak kagum atas
kemolekan tubuhku dan, aku bangga
menyaksikan semua itu.
Terus terang aku sudah tidak perawan
sejak usia 18 tahun pada waktu aku di
SMA, karena bebasnya pergaulan dan
longgarnya tatanan keluargaku aku
bebas pergi kemana saja yang kusuka.
Keperawananku hilang saat aku
melakukan kegiatan "camping" bersama
teman-teman saat perpisahan sekolah di
suatu tempat pariwisata. Aku tidak
menyesali karena kulakukan atas dasar
suka sama suka.
Kuliah sore ini adalah dosen favoritku.
Faisal namanya, wajahnya ganteng
atletis dan banyak sekali mahasiswi yang
berusaha menarik perhatiannya pada
saat dia mengajar. Bahkan aku pernah
dari kakak tingkatku walau dia kelihatan
alim sebenarnya piawai juga dalam
menaklukkan hati wanita yang
diincarnya. Pak Faisal sudah berkeluarga
tetapai masih banyak juga mahasiswi
yang tergila-gila melihat penampilannya
termasuk aku sendiri. Aku pilih tempat
duduk paling depan lurus dengan tempat
duduknya biar aku dapat dengan mudah
dan puas memandangnya. Tak lama
kemudian Pak Faisal memasuki ruangan,
setelah memberikan salam dan berbasa-
basi pelajaran dilanjutkan. Aku tidak
dapat konsentrasi pada kuliah yang
diajarkannya, pikiranku tertuju pada
wajah dan bodinya yang tepat berdiri di
depanku. Sesekali kugerakkan kakiku
untuk menarik perhatiannya dan dia
terpancing, diliriknya rokku yang cukup
sempit itu, sreet. Dan dipalingkan
wajahnya pada pandangan lain, ah dia
kena, pikirku. Dan secara tidak sengaja
dilemparkan pandangannya pada daerah
dadaku Pak Faisal agak terbelalak melihat
belahan dadaku yang seolah mau
melompat keluar karena ketatnya T-shirt
yang kukenakan.
Merah wajahnya seketika menyadari
keadaan ini dan dia pura-pura menulis di
papan. Selang beberapa saat dia
melanjutkan membahas materi kuliah
dan kini aku yang benar-benar terkejut,
kulihat celana Pak Faisal ada yang
menggembung di bagian depan.
Beberapa mahasiswa tersenyum malu
memandangnya bahkan ada yang
sempat terhenyak sampai menutup
mulutnya. Kubayangkan betapa besar
batang kemaluan Pak Faisal yang
sekarang sembunyi di balik celananya.
Aku semakin terkagum dan merinding
membayangkan andaikan vaginaku yang
sempit ini sempat disinggahi oleh batang
kemaluannya. Ketika kuliah usai
mahasiswi ramai membicarakan
kejadian yang baru berlangsung yaitu
menggembungnya celana Pak Faisal.
"Eh, Neti kamu lihat nggak anunya Pak
Faisal meradang", tanya Nina sambil
berbisik berbicara dan menutup
mulutnya.
"Iya Nin, Aku jadi merinding lho
membayangkan, ngeri juga ya, kalau
kamu bagaimana Anita", Tanyanya
kepadaku, mereka berdua denganku (jadi
bertiga) adalah kelompok belajar yang
kadang suka ngerumpi hal-hal yang
jorok-jorok untuk selingan, dan kedua
temanku juga orangnya fair dia
mengaku sama-sama tidak perawan dan
senang melakukan hubungan seks
dengan orang yang di sukai. Yang jelas
ketiganya ini memang sedang berburu
Pak Faisal, Karena konon kabarnya Pak
Faisal pernah juga terlibat beberapa kali
affair dengan mahasiswinya dan semua
berjalan santai-santai saja.
"Pasti dong, aku kan duduk depan
sendiri jadi aku paling jelas lihat burung
raksasanya, benar juga ya kali. Kakak
tingkat kita itu yang pernah sama dia
pasti ketagihan dibuatnya,.." cerita Anita
berapi-api, " Dan yang jelas aku pengin
mendapatkannya", lanjutnya.
Setelah puas ngerumpi kiri, kanan, depan
dan belakang mengupas habis masalah
dosen favorit, aku berpisah dengan
sahabatku untuk janji bertemu besok
dan akan berusaha bertemu dengan Pak
Faisal pada minggu depan, aku berjalan
kaki karena kebetulan mobil yang biasa
kupakai harus mengalami pemeriksaan
medis di bengkel. Tak kurasakan ada
mobil berjalan pelan mengikutiku sampai
akhirnya kira-kira berjarak 300 meter di
luar halaman kampus, kaca jendela
mobil terbuka dan kudengarkan suara
yang tidak asing menawari untuk
mengantarku. Aku menoleh dan, deg,
deg, deg, jantungku seakan berhenti. Pak
Faisal yang baru saja kubicarakan
tersenyum manis mengajakku. Tanpa
berkata lagi aku langsung membuka
pintu kiri dan kuletakkan pantatku pada
tempat duduk kiri. Mata Pak Faisal tak
luput melihat pahaku yang tersingkap
dan dengan cepat kututup pintu serta
membenahi letak dudukku yang terlalu
sembrono itu.
Mobil berjalan lambat kuperhatikan
interior di dalamnya cukup mewah
dengan lapisan karpet halus dan bersih
serta wangi, aku kerasan di dalam
mobilnya. Sesekali mata Pak Faisal
mengarah pada belahan dada yang
padat berisi, apabila jalan bergelombang
tak ayal lagi dadaku ikut turun naik sesuai
irama jalan. Tak terasa perjalanan sudah
jauh melampaui arah kos-kosanku.
Sambil bercerita ringan Pak Faisal
memindahkan persnelling tanpa
melihatnya dan.. secara tidak sengaja dia
menyenggol pahaku, cepat-cepat ditarik
tangannya sambil mengucapkan maaf
berkali-kali. Aku tersenyum saja padahal
aku juga kepingin tangannya berlama-
lama di pahaku bahkan tidak hanya di
paha saja.
Tak terasa mobil dibelokkan pada
restoran yang mewah dengan fasilitas
karaoke. Pak Fasial memilih tempat yang
asri dengan lokasi pribadi ruang hanya
untuk dua orang. Setelah makanan
tersedia Pak Faisal menikmati sambil
bernyanyi. Merdu juga suaranya, mesra
di telinga. Ruangan ber-AC tinggi
membuat aku agak dingin, sengaja
kurapatkan dudukku untuk tidak terlalu
dingin, Pak Faisal masih terus bernyanyi.
Dua lagu telah selesai dinyanyikan dan
dengan lembut tangannya mulai
memeluk bahuku dan.. gila, aku
menikmati sekali. Tak lama kemudian dia
semakin berani mempermainkan
rambutku, aku tetap terpejam dan
disentuh bibirku dengan tangannya
akhirnya perlahan dan lembut bibirnya
merapat di bibirku. Aku tidak menyia-
nyiakan keadaan ini dengan cekatan pula
kujulurkan lidah kecilku untuk dinikmati
dan kami saling berpagukan ketat.
Kuhisap mulutnya dia juga membalas
tangkas sampai aku hampir kehabisan
nafas, dia tidak diam dengan perlahan
diraihnya payudaraku dari luar kaos dan
tangannya mulai menyibak kaosku.
Dingin terasa payudaraku disentuh jari
yang kokoh. Putingku tak luput dari
jarinya dan kurasakan pentilku mulai
mengeras. Aku masih tetap memeluk
dan kuciumi lehernya. Perlahan
ditarikknya kaosku keatas hingga tinggal
BH dan rok miniku saja, dia semakin
agresif saja kelihatannya, Pak Faisal
berdecak kagum melihat buah dadaku
meyembul besar seakan BH-ku tak
sanggup menampung semua
payudaraku ini. Didekatkan kumisnya
pada susuku aku kegelian dan kurasakan
hangat lidahnya mengulum pentilku, aku
kegelian hebat. Rambut Pak Faisal jadi
sasaran untuk menahan geli, aku
mengucek dan menjambak rambutnya,
tetapi dia semakin menjadi. Susuku
diberi cupang hingga nampak merah
pekat ganas sekali dia, pikirku.
Perlahan diraihnya leher dan aku
ditidurkan di atas sofa, lagu karaoke
sendu menambah gairahku semakin
tinggi. Pak Faisal tak bosan-bosan
menciumi bagian tubuhku dan
kurasakan pahaku bersentuhan dengan
tangan berbulu milik Pak Faisal. Rokku
disibak dan ditariknya keras sehingga
pengaitku lepas, gila cing.. kini tinggal
celana dalamku yang berwarna ungu
serta BH dengan warna yang sama. Pak
Faisal semakin bernafsu, mulutnya
menjalar kemana-mana aku hanya
gelisah dan mengerang, semakin aku
mengerang semakin ganas dia
melakukan aksinya.
"eeh, Pak, Pak, Faisal, aah", Aku nggak
betah saat dia memainkan vaginaku
dengan tangannya dan dielus lembut
bulu vaginaku yang mulai basah. Aku
kegelian saat jari tengahnya dimasukkan
kedalam lubang vaginaku, dia semakin
bernafsu.
"hhmm, Hmm", lenguhnya.
Aku semakin menjadi tak menentu,
kekuatanku hilang saat Pak Faisal dengan
fasih menaruh lidahnya dalam lubang
kemaluanku, digigit-gigit kecil kelentitku
yang memanjang dan semakin basah.
Bunyi kecipak air kemaluanku
menambah Pak Faisal semakin berani
menjulurkan lidahnya pada bagian
dalam. Aku semakin kegelian. Semakin
aku menggeliat mengangkat pantat
kurasakan sentuhan lidah dalam
vaginaku dan tangan Pak Faisal yang
satu juga masih tidak mau lepas pada
payudaraku. Lengkap sudah kepuasan
saat ini. Semua daerah sensitif milikku
telah direngkuhnya. Tangannya sekarang
sibuk melepas baju dan kini dia tinggal
celana saja. Disuruhnya aku duduk dan
dia berdiri, tanganku dituntun ke arah
celananya dan disentuhkannya pada
benda yang mengeras dibaliknya. Kuelus
lembut, kutempelkan mukaku pada
celana tersebut terasa berdenyut keras.
Aku mulai tak sabar kubuka retsleting
celana Pak Faisal, kulihat putih warna
celana dalamnya dan.. Astaga kepala
kemaluan Pak Faisal ternyata sudah
keluar dari kolornya kucoba meraba
ujung kemaluannya, keluar air sedikit
agak liat. Celana dalam putih kutarik ke
bawah dan aku kaget setengah mati,
baru kali ini kulihat kemaluan lelaki kaku
mendongak ke atas, otot-ototnya
kelihatan jelas meradang dan ukurannya
tak terbayangkan. Aku was-was,
digoyang-goyangkan kemaluannya ke
arah mukaku, terasa pipiku seperti
dipukul palu. Dengan senyum kupegang
kemaluan Pak Faisal dan.. Wuuiihh
tanganku tak cukup melingkari bulat
kemaluannya dan panjangnya
kuperkirakan sekitar 22 cm, dia juga
tersenyum melihat kebingunganku.
Kulihat dia sambil melongo dan dia tidak
menyia-nyiakan waktu dengan
mendesakkan kemaluannya ke mulutku.
Mulutku yang kecil tidak muat
mengulum semuanya hingga masih
banyak yang tersisa di luar. Aku dengan
menganga penuh kususahan agar
kemaluan Pak Faisal masuk dalam
rongga mulutku, tetapi masih tidak bisa.
Akhirnya aku jilati secara merata, dia
mulai menggelinjang dan melenguh.
Mulai dari ujung kugerakkan masuk dan
keluar dengan mulutku dia semakin tidak
karuan juga geraknya. Dengan susah
payah kukelomoh kemaluan Pak Faisal
yang besarnya seperti botol, semakin
cepat dan semakin cepat. Kurasakan ada
cairan manis keluar sedikit di mulutku.
Kuhisap semakin kuat dan kuat, Pak
Faisal pun semakin keras erangannya.
Pak Faisal mulai ingat tangannya bekerja
lagi mengelus vaginaku yang mulai
mengering basah kembali. Mulutku
masih penuh kemaluan Pak Faisal
dengan gerakan keluar masuk seperti
penyanyi karaoke.
Aku tersentak merasakan Pak Faisal
menarik kemaluannya agak keras
menjauh dari mulutku dan dengan sigap
ditidurkannya aku di atas karpet, kedua
kakiku diangkat diletakkan di atas
pundaknya kiri kanan sehingga posisiku
mengangkang, dia bisa melihat dengan
jelas vaginaku yang kecil namun
kelihatan gemuk seperti bakpau. Kulihat
dia mengelus kemaluannya dan
menyenggol-nyenggolkan pada
vaginaku aku kegelian. Aku bersiap
dibukanya kemaluanku dengan tangan
kiri dan tangan kanan menuntun
penisnya yang gede menuju lubang
vaginaku. Didorongnya perlahan, sreett,
dia melihatku sambil tersenyum dan
dicobanya sekali lagi, mulai kurasakan
ujung kemaluan Pak Faisal masuk
perlahan. Aku mulai geli tetapi agak sakit
sedikit. Pak Faisal melihatku meringis
menahan sakit dia berhenti dan bertanya,
"Sakit ya..", Aku tidak menjawab hanya
kupejamkan mataku ingin cepat
merasakan kemaluan besarnya itu.
Digoyangnya perlahan dan.. Bleess
digenjotnya kuat pantatnya kedepan
hingga aku menjerit, "aauu." Kutahan
pantat Pak Faisal untuk tidak bergerak.
Rupanya dia mengerti vaginaku agak
sakit dan dia juga ikut diam sesaat.
Kurasakan kemaluan Pak Faisal
berdenyut dan aku tidak mau
ketinggalan. Aku berusaha mengejan
sehingga kemaluan Pak Faisal merasa
kupijit-pijit. Selang beberapa saat
vaginaku rupanya sudah dapat
menerima semua kemaluan Pak Faisal
dengan baik dan mulai berair sehingga
ini memudahkan Pak Faisal untuk
bergerak. Aku mulai basah dan terasa
ada kenikmatan mengalir di sela pahaku.
Perlahan Pak Faisal menggerakkan
pantatnya kebelakang dan kedepan, aku
mulai kegelian dan nikmat. Kubantu Pak
Faisal dengan ikut menggerakkan
pantatku berputar.
"Aduuhh, Anita", erang Pak Faisal
menahan laju perputaran pantatku
rupanya dia juga kegelian kalau aku
menggerakkan pantatku. Ditahannya
pantatku kuat-kuat agar tidak berputar
lagi, justru dengan menahan pantatku
kua-kuat itulah aku menjadi geli dan
berusaha untuk melepaskannya dengan
cara bergerak berputar lagi tapi dia
semakin kuat memegangnya. Kulakukan
lagi gerakanku berulang dan kurasakan
telur kemaluan Pak Faisal menatap
pantatku licin dan geli. Rupanya Pak
Faisal termasuk kuat juga berkali-kali
kemaluannya mengocek kemaluanku
masih tetap saja tidak menunjukkan
adanya kelelahan bahkan semakin
meradang. Kucoba mempercepat
gerakan pantatku berputar semakin
tinggi dan cepat kulihat hasilnya Pak
Faisal mulai kewalahan dia terpengaruh
iramaku Yang semakin lancar.
Kuturunkan kakiku mengkamit
pinggangnya, dia semakin tidak leluasa
untuk bergerak sehingga aku bisa
mengaturnya. Aku merasakan sudah
tiga kali vaginaku mengeluarkan cairan
untuk membasahi kemaluan Pak Faisal
tetapi Pak Faisal belum keluar juga.
"Kecepek, kecepek, kecepek", bunyi
kemaluanku saat kemaluan Pak Faisal
mengucek habis di dalamnya aku
kegelian hebat, "Anita, aku mau keluar,
Tahan ya.." Pintanya menyerah. Tanpa
membuang waktu kutarik vaginaku dari
kemaluannya, kugenggam dan dengan
lincah kumasukkan bonggol kemaluan
tersebut kedalam mulutku, kukocok,
sambil kuhisap kuat-kuat, kuhisap lagi
dan dengan cepat mulutku maju
mundur untuk mencoba merangsang
agar air maninya cepat keluar. Mulutku
mulai payah tapi air mani yang
kuharapkan tak juga keluar. Kutarik
kemaluannya dari mulutku. Pak Faisal
tersenyum dan sekarang telentang.
Tanpa menunggu komando kupegang
kemaluannya dan kutuntun kelubangku
dengan mendudukinya. Aku bergerak
naik turun dan dia memegang susuku
dengan erat. Tidak lama kemudian
ditariknya tubuhku melekat di dadanya
dan aku juga terasa panas. Sreet, sreett,
srreett kurasakan ada semburan hangat
bersamaan dengan keluarnya pelicin di
vaginaku dia memelukku erat demikian
pula aku. Kakinya dijepitkan pada
pinggangku kuat-kuat seolah tak bisa
lepas. Dia tersenyum puas.
"Nita, tak pernah aku merasakan vagina
kecil seperti punyamu ini, nikmat gila
memijit punyaku sampai nggak karuan
rasanya, aku puas Nit.""aahh Bapak
bohong, berarti sering dong ngerasain
yang lain", manjaku.
Dia tidak menjawab hanya tersenyum
dan kembali mengulum bibirku kuat-
kuat. Akhirnya kita keluar dari karaoke
dan pulang menuju ke rumah. Kini
tangan Pak Faisal menempel pada
pahaku dan tanganku menempel di
celananya. Sesekali kusandarkan
wajahku di dadanya dan jari nakal Pak
Faisal mulai beraksi dengan manja.
Kurasakan gumpalan daging kemaluan
Pak Faisal mulai mengeras lagi, dia
tersenyum melihatku dan dipinggirkan
mobilnya pada tempat yang cukup sepi.
Kugosok pelan pelan kemaluan Pak Faisal
semakin mengeras. "Gila baru main
sudah minta lagi rupanya, wah gawat ini
bisa nggak pulang dong malam ini",
pikirku.
Diciumnya kening dan pipiku dan dia
berkata manja."Kalau sekarang Nita boleh
ngeluarin punyaku ini dimulut seperti
tadi", aku terbelalak rupanya dia mengerti
keinginanku tadi belum kesampaian dan
inilah saatnya. Tanpa ba bi Bu lagi
kuarahkan ke bawah retsleting celananya
dan aku kaget ternyata Pak Faisal tidak
memakai celana dalam, gila dia sudah
ngerti rupanya.
"Lho Kemana CD-nya pak", tanyaku
pura-pura bingung."Sudah tak taruh di
bagasi kok", jawabnya kalem sambil
mendorongkan kepalaku ke arah
kemaluannya. Aku menurut, malam ini
aku bebas berbuat apa saja terhadap
kemaluan Pak Faisal. Kuhisap dengan
berbagai cara agar aku puas dan puas,
kursi ditarik kebelakang jadilah posisi Pak
Faisal seperti orang setengan telentang
aku semakin leluasa menghisap
kemaluan itu. Tangan Pak Faisal pun tak
tinggal diam diselipkan pada vaginaku
yang basah lagi, dia juga berusaha
memasukkan jari tengahnya penuh ke
vaginaku, sesekali diremasnya kuat
susuku saat dia kegelian.
Kulepas mulutku, kulihat kemaluannya
itu lagi sambil kugosok naik turun seperti
onani, aku kagum melihat ukurannya.
Kuhisap lagi berulang sampai aku puas.
Aku mulai merasakan adanya cairan
manis keluar dari ujung kemaluannya.
Aku terus berusaha, mulutku mulai
payah, kugoyang-goyangkan telur
kemaluan Pak Faisal, dia kegelian dengan
mengucek vaginaku dalam-dalam.
"eehh, sstt, aahh", kudengar erangannya
mulai tidak karuan, aku terus melakukan
hisapan, kuluman dan jilatan pada
kemaluan yang membonggol itu dan
hasilnya luar biasa.
"Nit, aku mau keluar nih." Mendengar
perkataan itu aku semakin gencar
melakukan hisapan sambil tanganku
bergerak naik turun untuk mempercepat
rangsangannya. Dan tak lama kemudian,
"Sreett.. srreett.." kurasakan dua
semburan air warna putih pekat masuk
mulutku terasa agak manis asin. Karena
kuatnya semprotan dari kemaluan Pak
Faisal kurasakan ada air mani yang
langsung masuk tertelan. Aku bertahan
sambil terus menghisap dan dia semakin
tidak karuan tingkahnya. Kuhisap terus
sampai terasa tidak ada lagi air mani
yang keluar dari kemaluan Pak Faisal.
Kubersihkan kemaluan Pak Faisal dengan
menjilatinya sampai bersih. Aku puas
merasakan semuanya dan Pak Faisal pun
demikian. Masih terus kujilati dan
kudorong keluar masuk kemaluan Pak
Faisal dia terus mengerang tidak karuan.
Aku bahagia, sebentar kemudian
kurasakan kemaluannya mulai mengecil
dan lemas, pada saat kecil dan lemas
tersebut aku merasakan mulutku
mampu melahap kemaluannya secara
menyeluruh.
Diciumnya keningku yang basah
keringat, tepat pukul 22.00 aku sudah
sampai di Kos-ku dan berharap suatu
saat Pak Faisal mengajakku kembali.
Pada esoknya sahabatku hanya
ternganga mendengar ceritaku yang
telah berhasil berkencan dengan Pak
Faisal sampai keluar air maninya dua kali,
dia mengatakan aku curang karena tidak
memberi tahu bagaimana cara
menggaet Pak Faisal. Aku cuek saja dan
sampai kini walaupun aku sudah
berkeluarga aku masih sering
membayangkan kemaluan Pak Faisal
yang tegak menantang itu, hal ini
dikarenakan suamiku orangnya pekerja
keras sehingga lupa waktu dan jarang
memberikan nafkah batin yang cukup,
tetapi sayang sejak menikah aku tidak
pernah ketemu lagi sama orang yang
memiliki kemaluan dan permainan seks
yang hebat.


Adult | GO HOME | Exit
1/1762
U-ON

inc Powered by Xtgem.com